Pages

Senin, 27 Juli 2015

"JEDEEEEEER!!!!!!" "AAAAAAAAAAHH...!!!," Aku tersambar petir?, BUKAN!!! Ketabrak motor!!!

Ini sudah lama terjadi, ketika tanggal 1 Ramadhan. ceritanya, aku sedang ke Senam (sebutan orang-orang kepada pasar kaget dekat rumah), aku ingin membeli mainan di sana. Tapi aku ke sana hanya mengecek sudah ramai atau belum (soalnya kakak gak mau pergi sebelum ramai [Ck... ck... ck...])

setelah memastikan sudah ramai, aku pulang lewat jalan lain. ketik hendak membelok....... semua menjadi gelap...!, aku tak ingat apa-apa... dan... ZAP!!! aku tiba-tiba sudah sampai rumah, aku berada di ruang tengah (ruang keluarga), aku berselimut tebal dan di kepalaku ada bantal, di depanku dinyalakan TV. kami sekeluarga sedang nonton Harry Potter ke5. aku kemudian bertanya aku kenapa? kata mama aku tertabrak motor! Good job... aku tertabrak motor! bayangkan, aku bernasib sama dengan sepupuku, Zen! dia juga baru-baru ini tertabrak motor, dan kakinya patah! kakiku tidak patah sih...

Besoknya...

Aku pergi ke Pak Ahmad (seorang pemijat ulung yang berusia 82 tahun!), aku, papa, dan mama pergi naik mobil ke rumahnya. di sana aku dipijat oleh pak Ahmad:


Treng...!!! Treng...!!! Yuk...Ke Pameran Pedang...!!!

Aku dengan sebosan-bosannya membaca buku di kereta. aku menutup buku ketika kami sampai di stasiun Bandung. Lalu aku, mama, dan Tante Rika, turun dari kereta.

"Ukh... akhirnya... perjalanan membosankan ini berakhir, I am bored...," kataku dalam hati.


Lalu kami naik Angkot jurusan Sd. Serang. setelah kira-kira 30 menit menunggu, aku dan yang lain sampai di sebuah bangunan besar bernama Landmark di Jalan Braga.

aku turun dari angkot, setelah mama membayar biaya angkot, kami masuk ke dalam gedung Landmark itu. O ya, sebelem masuk ke dalam, mama dan tante Rika nyangkut dulu di sebuah toko kerudung. setelah menunggu kira-kira sepuluh 10menit yang terbuang sia-sia ( karena mama dan tante Rika gak beli apa-apa... ) dan membosankan, kami baru masuk. di dalam kami mencari-cari ruangan tempat Pameran Pedang, setelah 5menit mancari kami menemukan ruangannya. 

Daaaan... kami harus bayar kalau mau masuk! harga orang dewasa 20,000,00, kalau anak kecil 15,000,00. setelah kami masuk, kami melihat belasan kotak kaca terhampar di samping kami, yang di sampingnya lagi bejejer beberapa kursi yang di depannya ada sebuah layar untuk menonton film. Setelah cukup banyak pengunjung yang berdatangan, film pun diputar. film itu menceritakan di arab dulu, saat Nabi Muhhamad masih hidup. Karena filmnya cukup lama kami melihat-lihat pedang dulu, ada pedang Nabi Muhhamad, Nabi Daud, Ali bin Abi Tholib dan lain-lain. O ya, aku berfoto dengan pedang Ali bin Abi Tholib looo...



Senin, 13 Juli 2015

ke Obsevatorium Bosccha

Mobil berjalan meninggalkan Rancaekek. kalian tahu kami sedang menuju ke mana ? YAP!!! Obsevatorium Bosccha!!! Aku, Fadli, Mehdi, Ali, Mama, Papa, Kakak, Zen, dan Enin yang pergi.     ( Nenek dalam bahasa sunda, yang waktu itu aku ajak ke Floating Market ) ketika dalam perjalanan tiba-tiba hujan deras menghujam mobil kami. waah... bisa-bisa gak bisa liat bulan nih... : (. untung ada Enin, Enin menyuruh kami agar baca Al-fatihah 21 kali melelahkan siihh... tapi ganjarannya cukuplah... karena hujan berhenti sesaat tapi tiba-tiba hujan lagi : (. Enin menyuruh kami baca Al-fatihah 21 kali lagi, hujan masih turun sesaat tapi tak lama kemudian reda lagi. akhirnya kami sampai di Obsevatorium Bosccha lalu berfoto di depan papan nama.











Lalu papa bertanya-tanya kepada petugas di sana sedang, aku bermain dengan yang lain.
"Nanti pak... ada tiga teropong, yang satu di kubah besar itu, terus yang itu, dan yang itu. tapi bukanya, nanti pak, jam enam,"kata petugas sambil menunjuk-nunjuk.
"memangnya buka puasa, apa?,"gerutuku dalam hati.
"Tapi kalau mau melihat teropongnya silakan di ruangan itu dan di sana ada museum,"lanjut petugas sambil tersenyum.
"Oooohh... terima kasih pak,"kata papaku.

Di sana kami juga dijamu oleh pemandangan yang indah seperti di Jakarta waktu itu, bedanya... di sini banyak alat yang canggih, gak seperti di Jakarta... rumah-rumahnya kuno kalau di Jakarta!!! Kami kemudian memasuki sebuah pintu, di dalamnya ada tangga yang menurun. karena lampu belum dinyalakan, tangganya menurun, dan terbuat dari batu, aku merasa memasuki ruang bawah tanah!. dan ketika sampai di bawah, terlihat suatu benda... yang... sangat menajubkan! aku melihat sebuah teropong yang luar biasa besar...!!!!





kakak yang memfoto dari belakang


Kata seorang mahasiswa perempuan yang berjilabab, teropong itu sebenarnya dibuat oleh orang Jerman, tapi kerena tidak digunakan, Indonesia mengambilnya (minta loooooo.... bukan mencuri,[ya iyalah, kan berat...]) lalu dirakit di Indonesia. Oh ya nama teropong itu teropong teleskop Bamberg. Waktu itu masih siang aku dan lain kalau meneropong, hanya kelihatan gelap saja. kami kemudian ke Museum di sana tidak ada barang pajangan apapun, cuma ada penjelasan tentang matahari. karena aku tidak terlalu tertarik aku hanya membaca sekilas-sekilas saja.
 Singkat cerita: Jam 6 pun tiba, kami kemudian ke bangunan berkubah. di sana ada bapak-bapak yang menjelaskan tentang teropong di sana, ketika keluar, kami masuk sebuah ruangan, di sana ada penjelasan tentang-- matahari juga ada penjelasannya sedikit-- ssetelah selesai aku kemudian mengantri sedikit untuk melihat Bulan, selesai melihat bulan berkawah yang menakjubkan, kami melihat Saturnus, terlihat du garis kuning berdampingan yang saaaangaat... kecil... setelah itu kami melihat Jupiter, tampak bola-- sebesar bola bekel-- dengan bergaris-garis coklat susu (maaf karena membicarakannya minuman saat bulan puasa ini ya... ; P) setelah itu kami kemudian makan di mobil. aku meregangkan badan ketika sampai di rumah. perjalanan kami kali ini, penuh dengan teknologi canggih



Tamat...