Mobil berjalan meninggalkan Rancaekek. kalian tahu kami sedang menuju ke mana ? YAP!!! Obsevatorium Bosccha!!! Aku, Fadli, Mehdi, Ali, Mama, Papa, Kakak, Zen, dan Enin yang pergi. ( Nenek dalam bahasa sunda, yang waktu itu aku ajak ke Floating Market ) ketika dalam perjalanan tiba-tiba hujan deras menghujam mobil kami. waah... bisa-bisa gak bisa liat bulan nih... : (. untung ada Enin, Enin menyuruh kami agar baca Al-fatihah 21 kali melelahkan siihh... tapi ganjarannya cukuplah... karena hujan berhenti sesaat tapi tiba-tiba hujan lagi : (. Enin menyuruh kami baca Al-fatihah 21 kali lagi, hujan masih turun sesaat tapi tak lama kemudian reda lagi. akhirnya kami sampai di Obsevatorium Bosccha lalu berfoto di depan papan nama.
Lalu papa bertanya-tanya kepada petugas di sana sedang, aku bermain dengan yang lain.
"Nanti pak... ada tiga teropong, yang satu di kubah besar itu, terus yang itu, dan yang itu. tapi bukanya, nanti pak, jam enam,"kata petugas sambil menunjuk-nunjuk.
"memangnya buka puasa, apa?,"gerutuku dalam hati.
"Tapi kalau mau melihat teropongnya silakan di ruangan itu dan di sana ada museum,"lanjut petugas sambil tersenyum.
"Oooohh... terima kasih pak,"kata papaku.
Di sana kami juga dijamu oleh pemandangan yang indah seperti di Jakarta waktu itu, bedanya... di sini banyak alat yang canggih, gak seperti di Jakarta... rumah-rumahnya kuno kalau di Jakarta!!! Kami kemudian memasuki sebuah pintu, di dalamnya ada tangga yang menurun. karena lampu belum dinyalakan, tangganya menurun, dan terbuat dari batu, aku merasa memasuki ruang bawah tanah!. dan ketika sampai di bawah, terlihat suatu benda... yang... sangat menajubkan! aku melihat sebuah teropong yang luar biasa besar...!!!!
Kata seorang mahasiswa perempuan yang berjilabab, teropong itu sebenarnya dibuat oleh orang Jerman, tapi kerena tidak digunakan, Indonesia mengambilnya (minta loooooo.... bukan mencuri,[ya iyalah, kan berat...]) lalu dirakit di Indonesia. Oh ya nama teropong itu teropong teleskop Bamberg. Waktu itu masih siang aku dan lain kalau meneropong, hanya kelihatan gelap saja. kami kemudian ke Museum di sana tidak ada barang pajangan apapun, cuma ada penjelasan tentang matahari. karena aku tidak terlalu tertarik aku hanya membaca sekilas-sekilas saja.
Singkat cerita: Jam 6 pun tiba, kami kemudian ke bangunan berkubah. di sana ada bapak-bapak yang menjelaskan tentang teropong di sana, ketika keluar, kami masuk sebuah ruangan, di sana ada penjelasan tentang-- matahari juga ada penjelasannya sedikit-- ssetelah selesai aku kemudian mengantri sedikit untuk melihat Bulan, selesai melihat bulan berkawah yang menakjubkan, kami melihat Saturnus, terlihat du garis kuning berdampingan yang saaaangaat... kecil... setelah itu kami melihat Jupiter, tampak bola-- sebesar bola bekel-- dengan bergaris-garis coklat susu (maaf karena membicarakannya minuman saat bulan puasa ini ya... ; P) setelah itu kami kemudian makan di mobil. aku meregangkan badan ketika sampai di rumah. perjalanan kami kali ini, penuh dengan teknologi canggih
Tamat...
Lalu papa bertanya-tanya kepada petugas di sana sedang, aku bermain dengan yang lain.
"Nanti pak... ada tiga teropong, yang satu di kubah besar itu, terus yang itu, dan yang itu. tapi bukanya, nanti pak, jam enam,"kata petugas sambil menunjuk-nunjuk.
"memangnya buka puasa, apa?,"gerutuku dalam hati.
"Tapi kalau mau melihat teropongnya silakan di ruangan itu dan di sana ada museum,"lanjut petugas sambil tersenyum.
"Oooohh... terima kasih pak,"kata papaku.
Di sana kami juga dijamu oleh pemandangan yang indah seperti di Jakarta waktu itu, bedanya... di sini banyak alat yang canggih, gak seperti di Jakarta... rumah-rumahnya kuno kalau di Jakarta!!! Kami kemudian memasuki sebuah pintu, di dalamnya ada tangga yang menurun. karena lampu belum dinyalakan, tangganya menurun, dan terbuat dari batu, aku merasa memasuki ruang bawah tanah!. dan ketika sampai di bawah, terlihat suatu benda... yang... sangat menajubkan! aku melihat sebuah teropong yang luar biasa besar...!!!!
kakak yang memfoto dari belakang |
Kata seorang mahasiswa perempuan yang berjilabab, teropong itu sebenarnya dibuat oleh orang Jerman, tapi kerena tidak digunakan, Indonesia mengambilnya (minta loooooo.... bukan mencuri,[ya iyalah, kan berat...]) lalu dirakit di Indonesia. Oh ya nama teropong itu teropong teleskop Bamberg. Waktu itu masih siang aku dan lain kalau meneropong, hanya kelihatan gelap saja. kami kemudian ke Museum di sana tidak ada barang pajangan apapun, cuma ada penjelasan tentang matahari. karena aku tidak terlalu tertarik aku hanya membaca sekilas-sekilas saja.
Singkat cerita: Jam 6 pun tiba, kami kemudian ke bangunan berkubah. di sana ada bapak-bapak yang menjelaskan tentang teropong di sana, ketika keluar, kami masuk sebuah ruangan, di sana ada penjelasan tentang-- matahari juga ada penjelasannya sedikit-- ssetelah selesai aku kemudian mengantri sedikit untuk melihat Bulan, selesai melihat bulan berkawah yang menakjubkan, kami melihat Saturnus, terlihat du garis kuning berdampingan yang saaaangaat... kecil... setelah itu kami melihat Jupiter, tampak bola-- sebesar bola bekel-- dengan bergaris-garis coklat susu (maaf karena membicarakannya minuman saat bulan puasa ini ya... ; P) setelah itu kami kemudian makan di mobil. aku meregangkan badan ketika sampai di rumah. perjalanan kami kali ini, penuh dengan teknologi canggih
Tamat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar